Hari Bumi Sedunia – 22 April


Di Indonesia, Earth Day atau Hari Bumi mungkin kurang begitu terkenal seperti perayaan atau kampanye lingkungan yang lain. Bukan tanpa alasannya adalah, sebab sosialisasi perihal hari lingkungan hidup dan kehutanan sampai saat ini belum begitu luas dilaksanakan.





Saat ini bumi tengah menghadapi duduk perkara lingkungan yang sangat serius. Berbagai duduk perkara lingkungan, seperti perubahan iklim dunia, problem limbah, kelangkaan air bersih, ledakan penduduk, berkurangnya sumber daya alam, kepunahan spesies, kerusakan habitat, aneka jenis polusi serta kemiskinan belum menerima solusi yang sempurna.





Kekhawatiran ini cukup wajar, karena seluruh aktivitas di bumi ini semuanya bergantung terhadap lingkungan. Oleh sebab itu, kita bareng harus memikirkan cara untuk mempertahankan bumi dan makhluk hidup yang lain.






Sejarah Hari Bumi





Setiap 22 April, terdapat perayaan di seluruh dunia yang disebut Hari Bumi. Dalam catatan sejarah, perayaan Hari Bumi pertama kali diselenggarakan pada 22 April 1970 di Amerika Serikat. Penggagas kampanye untuk senantiasa mempertahankan bumi yaitu Gaylord Nelson, senator dari Wisconsins sekaligus pengajar lingkungan hidup.





Ketika ekspresi dominan semi di potongan bumi utara dan trend gugur di serpihan bumi selatan terjadi, pada tanggal 22 April 1970 sekitar 20 juta warga Amerika Serikat dan mahasiswa turun ke jalan memenuhi sejumlah taman dan auditorium untuk melakukan kampanye kesehatan dan lingkungan hidup.





tangan bumi




Dalam kegiatan kampanye ini, mereka berkumpul untuk menentang kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh akses pembuangan yang jelek, serta banyaknya kepunahan tumbuhan. Aksi ini diprakarsai oleh seorang politikus dan senator pertama yang menyerukan berita-isu lingkungan di Amerika Serikat, yakni Gaylord Nelson.





Sebelumnya, gagasan tentang hari bumi telah disampaikan oleh Gaylord Nelson dikala pidatonya di Seattle tahun 1969. Isi pidatonya ialah mendesak perlunya memasukkan isu-berita kontorversial tentang lingkungan hidup dalam kurikulum perkuliahan berupa sesi kulai aksesori yang membicarakan tema-tema lingkungan hidup terkini.





Gagasan ini disambut baik oleh sebagian besar masyarakat, sehingga gerakan peduli lingkungan tersebut didukung oleh banyak sekali lapisan penduduk dan menghasilkan kampanye Hari Bumi.





Dukungan terus mengalir dan meraih puncaknya ketika dijalankan perayaan Hari Bumi yang diikuti jutaan orang turun ke jalan, berdemonstrasi dan memadati Fifth Avenue di New York. Gerakan tersebut disertai oleh sekitar 1500 akademi tinggi dan 10ribu sekolah di New York, Washington, dan San Francisco. Menurut majalah TIME, akseptor yang datang dikala itu mencapai 20 juta pada 22 April.





Oleh Nelson, fenomena ini disebut selaku ledakan akar rumput dari penduduk lazim yang peduli terhadap lingkungan.





Kesadaran warga Amerika Serikat mulai terbangun dikala diterbitkannya buku “Silent Spring” karya Rachel Carson pada tahun 1962. Topik yang diangkat dalam buku ini yaitu persoalan lingkungan hidup yang tengah terjadi dan akan membahayakan manusia dikemudian hati.





Hari Bumi pertama di Amerika Serikat yakni perjuangan lingkungan hidup untuk mendesak problem lingkungan hidup dijadikan selaku jadwal nasional.





Kini, peringatan Hari Bumi sudah menjadi kampanye global yang menyatukan aneka macam unsur penduduk dan negara dalam jaringan global, yakni EARTH DAY NETWORK yang berpusat di Seattle.





Keberhasilan gerakan Hari Bumi pertama kali pada tahun 1970 membuahkan berbagai kelompok besar pelestarian lingkungan hidup, antara lain Environmental Action (1970), Greenpeace (1971), Environmentalist for Full Employment (1975), Worldwatch Institute (1975), dan organisasi lain yang mengusung tema kepedulian lingkungan.





Bumi Bukan Miliki Kita





Manusia sering merasa bahwa bumi ini yakni miliknya dan boleh dieksploitasi tanpa mengenal batas, serta tidak menghiraukan terhadap pengaruh bagi generasi mendatang.





karakteristik biosfer




Misalnya eksploitasi besar-besaran terhadap hasil hutan baik kayu maupun non kayu. Selain itu, alih fungsi lahan yang awalnya berupa hutan alami lalu dipakai sebagai lahan pertanian atau perkebunan. Pengalihan fungsi lahan menjadikan keragaman flora dan fauna yang pada mulanya lestari menjadi terancam punah.





Makna Hari Bumi





Peringatan Hari Bumi Sedunia seharusnya tidak hanya berupa aktivitas yang bersifat seremoni dan sesaat. Namun, dijalankan dan diterapkan secara konkret dan berkelanjutan. Melalui momentum Hari Bumi, mari bantu-membantu mempertahankan lingkungan supaya bumi tidak rusak.





Cara sederhana yang mampu kita kerjakan, antara lain:





  • Mengelola sampah dengan baik, dengan cara:
    • Membuang sampah pada tempatnya
    • Tidak membuang sampah di sungai atau terusan air
    • Mengolah sampah organik menjadi kompos
    • Mendaur ulang sampah kertas
    • Membuat kerajinan dari limbah sampah
    • Memisahkan sampah organik dan non organik
  • Penghematan energi, dengan cara:
    • Mematikan listrik dan alat elektro yang tidak digunakan
    • Memakai lampu hemat energi
    • Mencabut kabel dari stop kontak dikala tidak digunakan
    • Memakai AC seperlunya
    • Menggunakan sepeda untuk perjalanan jarak akrab
    • Menekan polusi lingkungan
    • Menghindari pemakaian minyak tanah untuk mengolah makanan dan mengubahnya dengan bahan bakar gas
    • Menggunakan air secukupnya
  • Tidak menggunakan tas plastik dan menggantinya dengan tas dari materi alami yang gampang hancur
  • Melestarikan flora, dengan cara:
    • Menanam pohon dan flora yang lain di halaman rumah atau di lahan kosong
    • Tidak memasang materi reklame cara memaku pohon
    • Tidak menebang pohon pelindung di segi jalan
  • Tidak melaksanakan pembakaran hutan
  • Melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan
  • Sosialisasi terhadap masayarakat tentang pentingnya merawat bumi, melalui postingan, melalui lukisan, dan lain-lain.
  • Membuat rumah yang ramah lingkungan, mirip rumah yang mempunyai ventilasi yang cukup, jendela beling dan lampu taman dari panel surya
  • Melakukan daur ulang bahan-materi dari kertas, aluminium dan plastik
  • Hindari pemakaian styrofoam untuk pembungkus masakan
  • Menggunakan pupuk organik
  • Mengurangi pemakaian kertas

Belum ada Komentar untuk "Hari Bumi Sedunia – 22 April"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel